Proses Terbentuknya Bauksit
- Perlu dipahami bahwa bauksit adalah batuan, bukan mineral tunggal. Menurut definisinya, bauksit terdiri dari tiga dominan mineral aluminium hidrat (gibsit, boehmite dan diaspora)
yang terasosiasi dengan mineral lempung (kaolin), kuarsa, bijih Fe,
bijih Fe-Ti dan beberapa mineral lainnya. Bauksit terbentuk dari
berbagai batuan, di India, bauksit terbentuk dari batuan basaltik, tapi
di Queensland, deposit bauksit terbentuk dari kaolin. Singkatnya, batuan
yang kaya unsur alumina, rendah silika dan Fe dapat menghasilkan deposit bauksit yang bernilai ekonomis.
-
Batuan Asal dan Proses Terbentuknya Bauksit
Batuan seperti nepheline, syenite, granidorite, dan lain-lain, adalah
batuan yang cocok untuk membentuk mineral aluminium hidrat. Batuan asal
tersebut selanjutnya akan mendapatkan proses lateritisasi karena proses
perubahan temperatur secara terus menerus, sehingga pada kondisi ini
batuan akan mudah lapuk dan hancur. Pada musim hujan, air akan dan
membawa elemen yang mudah larut, tetapi untuk elemen yang tidak larut
akan tinggal di batuan yang selanjutnya membentuk residu, jika residu
tersebut kaya aluminium maka inilah yang disebut bauksit laterit. Proses
pengendapan bauksit membutuhkan daerah yang stabil, dimana proses erosi
vertikal tidak aktif lagi. Kondisi ini biasanya terjadi di daerah
"peneplain", tetapi tetap harus memerlukan sirkulasi air tanah untuk
mengangkut elemen tersebut.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Bauksit
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengendapan bauksit seperti yang disebutkan oleh Alcomin (1974), adalah sebagai berikut:
- Sumber batuan yang kaya akan unsur-unsur Al.
- Wilayah Sub tropis dengan lingkungan penguapan yang tinggi.
- Suhu harian rata-rata >25ºC.
- Topografi bergelombang.
- Daerah Stabil (old continental/stadium tua).
- Formasi batuan yang berada diatas mata air permanen.
Beberapa faktor eksternal juga dapat mempercepat proses pelapukan
seperti struktur geologi, frekuensi curah hujan dan suhu harian yang
tinggi (daerah subtropis), dan juga asam organik. Yang terakhir ini
berasal dari tanaman yang akan menurunkan pH tanah menjadi <4.
Pada pH <4 dan pH>9 elemen Al2O3 akan dilepaskan, tetapi SiO2
hanya akan terlepas pada pH> 9 - pH 10. Karena pH normal air tanah
adalah 7 maka pada kedalaman tertentu akan terjadi pelepasan Al2O3 dan
SiO2, hal ini sudah tentu terkait dengan topografi yaitu pada kondisi
slope yang pendek.
Unsur-unsur lain seperti Ca, Na, K dan Mg akan diangkut oleh air tanah
melalui sistem drainase pada daerah rendah ke daerah yang cekung.
Sedimentasi residu Al2O3SiO3 dan garam Fe pada pH antara 4 dan 9
disebabkan oleh normalisasi pH tanah pada kedalaman tertentu. Pada
kondisi pH 4-9, silika dari feldspar alkali akan bercampur dengan air
(H2O) membentuk silikat alumina hidrat dengan Al2O3 SiO3 dan H2O.
Di daerah subtropis, dekomposisi dari kombinasi silikat akan berjalan
lebih cepat sehingga akumulasi dari oksida besi dan aluminium akan
membentuk kongkresi bauksit. Bentuk variasi dari kongkresi diantaranya
adalah sub-rounded, tabular, memperlihatkan bentuk anhedral dalam
matriks lempung, serta terkadang berupa lempung pasiran. Transportasi
elemen terlarut dan sedimentasi residu sangat dipengaruhi oleh
topografi. Di daerah dengan morfologi gelombang rendah dan stadium tua
akan menghasilkan sirkulasi air tanah yang baik sebagai media
transportasi elemen, tetapi dengan syarat erosi vertikal tidak terjadi
lagi. Jensen dan Bateman, 1981 menjelaskan bahwa bauksit terbentuk
sebagai sisa sedimentasi pada atau dekat permukaan. Sedimentasi
terbentuk dari hasil akumulasi mineral aluminium silikat yang bebas
massa kuarsa. Dalam proses konsentrasi tersebut, terjadi perubahan
volume hingga konsentrasi mencapai nilai komersial untuk ditambang.
Mineralisasi Selama Proses Pembentukan Bauksit
Dalam bauksit ada preferensi untuk neomineralisasi hidroksida, oksida
terhidrasi dan oksida Al, Fe dan Ti, tetapi dalam hal ini lapisan
silikat dan kuarsa pun dapat terbentuk. Pembebasan unsur-unsur dari
mineral atau batuan diatur oleh:
- Obligasi dalam kisi kristal mineral yang akan hancur;
- Kelarutan pada fase mineral sekunder;
- pH dan Eh dari larutan;
- Pengisian elemen, misalnya, Fe;
- Suhu dan konsentrasi pelapukan larutan;
- Ion lain dalam pelapukan larutan.
Profil bauksit laterit di Kalimantan
Bauksit di indonesia pada umumnya
terbentuk dari proses sekunder berupa pelapukan (lateritisasi) pada
batuan beku yang kaya akan mineral yang mengandung alumunium (feldspar)
seperti granit, granodiorit, diorit, gabbro, dan andesit. Syarat
bauksit yang bernilai ekonomis adalah mengandung elemen Al2O3 yang
tinggi, tetapi rendah total silika (TSiO2) dan rendah reaktif silika
(RSiO2).(http://www.geologinesia.com/2015/10/bauksit-laterit-dan-proses.html)
Batuan Asal dan Proses Terbentuknya Bauksit
Batuan seperti nepheline, syenite, granidorite, dan lain-lain, adalah
batuan yang cocok untuk membentuk mineral aluminium hidrat. Batuan asal
tersebut selanjutnya akan mendapatkan proses lateritisasi karena proses
perubahan temperatur secara terus menerus, sehingga pada kondisi ini
batuan akan mudah lapuk dan hancur. Pada musim hujan, air akan dan
membawa elemen yang mudah larut, tetapi untuk elemen yang tidak larut
akan tinggal di batuan yang selanjutnya membentuk residu, jika residu
tersebut kaya aluminium maka inilah yang disebut bauksit laterit. Proses
pengendapan bauksit membutuhkan daerah yang stabil, dimana proses erosi
vertikal tidak aktif lagi. Kondisi ini biasanya terjadi di daerah
"peneplain", tetapi tetap harus memerlukan sirkulasi air tanah untuk
mengangkut elemen tersebut.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Bauksit
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengendapan bauksit seperti yang disebutkan oleh Alcomin (1974), adalah sebagai berikut:- Sumber batuan yang kaya akan unsur-unsur Al.
- Wilayah Sub tropis dengan lingkungan penguapan yang tinggi.
- Suhu harian rata-rata >25ºC.
- Topografi bergelombang.
- Daerah Stabil (old continental/stadium tua).
- Formasi batuan yang berada diatas mata air permanen.
Unsur-unsur lain seperti Ca, Na, K dan Mg akan diangkut oleh air tanah melalui sistem drainase pada daerah rendah ke daerah yang cekung. Sedimentasi residu Al2O3SiO3 dan garam Fe pada pH antara 4 dan 9 disebabkan oleh normalisasi pH tanah pada kedalaman tertentu. Pada kondisi pH 4-9, silika dari feldspar alkali akan bercampur dengan air (H2O) membentuk silikat alumina hidrat dengan Al2O3 SiO3 dan H2O.
Di daerah subtropis, dekomposisi dari kombinasi silikat akan berjalan
lebih cepat sehingga akumulasi dari oksida besi dan aluminium akan
membentuk kongkresi bauksit. Bentuk variasi dari kongkresi diantaranya
adalah sub-rounded, tabular, memperlihatkan bentuk anhedral dalam
matriks lempung, serta terkadang berupa lempung pasiran. Transportasi
elemen terlarut dan sedimentasi residu sangat dipengaruhi oleh
topografi. Di daerah dengan morfologi gelombang rendah dan stadium tua
akan menghasilkan sirkulasi air tanah yang baik sebagai media
transportasi elemen, tetapi dengan syarat erosi vertikal tidak terjadi
lagi. Jensen dan Bateman, 1981 menjelaskan bahwa bauksit terbentuk
sebagai sisa sedimentasi pada atau dekat permukaan. Sedimentasi
terbentuk dari hasil akumulasi mineral aluminium silikat yang bebas
massa kuarsa. Dalam proses konsentrasi tersebut, terjadi perubahan
volume hingga konsentrasi mencapai nilai komersial untuk ditambang.
Mineralisasi Selama Proses Pembentukan Bauksit
Dalam bauksit ada preferensi untuk neomineralisasi hidroksida, oksida terhidrasi dan oksida Al, Fe dan Ti, tetapi dalam hal ini lapisan silikat dan kuarsa pun dapat terbentuk. Pembebasan unsur-unsur dari mineral atau batuan diatur oleh:- Obligasi dalam kisi kristal mineral yang akan hancur;
- Kelarutan pada fase mineral sekunder;
- pH dan Eh dari larutan;
- Pengisian elemen, misalnya, Fe;
- Suhu dan konsentrasi pelapukan larutan;
- Ion lain dalam pelapukan larutan.
Profil bauksit laterit di Kalimantan |
Bauksit di indonesia pada umumnya terbentuk dari proses sekunder berupa pelapukan (lateritisasi) pada batuan beku yang kaya akan mineral yang mengandung alumunium (feldspar) seperti granit, granodiorit, diorit, gabbro, dan andesit. Syarat bauksit yang bernilai ekonomis adalah mengandung elemen Al2O3 yang tinggi, tetapi rendah total silika (TSiO2) dan rendah reaktif silika (RSiO2).(http://www.geologinesia.com/2015/10/bauksit-laterit-dan-proses.html)
Potensi Dan penyebaran Bauksit
Bauksit adalah sumber bijih utama
untuk menghasilkan aluminium. Bauksit bermanfaat untuk industri logam,
kimia, dan matulergi. Indonesia memiliki potensi bauksit yang cukup
besar dengan produksi mencapai 1.262.710 ton. Sebagian dari hasil
pertambangan bauksit dimanfaatkan untuk industri dalam negeri dan
sebagian lainnya diekspor. Bauksit ditambang di daerah Riau (Pulau
Bintan) dan Kalimantan Barat (Singkawang).
sumber:mbah google |
EKPLORASI DAN EKSPLOITASI
EKSPLORASI
. METODOLOGI
Metodologi Pemantauan dan Evaluasi Konservasi yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
• Pengumpulan data dan informasi sekunder berupa studi literatur perpustakaan ata
u dokumentasi PT. Aneka Tambang Unit Penambangan Bauksit di Kijang yang berkaitan dengan kegiatan usaha pertambangan sejak penyelidikan umum, eksplorasi, penambangan, pengolahan, sampai produksi.
• Pengumpulan data primer dengan cara melakukan pengamatan
secara rinci, membuat penampang geologi untuk bahan kajian dan pengambilan conto bahan galian di daerah penambangan untuk keperluan pendataan, pemantauan dan evaluasi.
KEADAAN GEOLOGI, BAHAN GALIAN DAN PERTAMBANGAN
- Litologi Pulau Bintan
Batuan Pulau Bintan dan sekitarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok :
• Batuan pragranitik berupa formasi batuan sedimen klastik berumur Trias yang terdiri dari serpih dan
kuarsit
Batuan granitik berumur Yura yang terdiri dari granit, granodiorit, aplit granit, granit porfiri dan riolit. Kelompok batuan ini mengintrusi batuan pragranitik dan menyebabkan proses hidrothermal serta kontak pneumatolitik pada batuan sekitarnya. Dari proses ini terbentuk batuan asal pembentuk endapan bauksit yaitu batuan hornfels berwarna hitam.
• Batuan sedimen batupasir dan lempung berumur Tersier.
- Stratigrafi Daerah Bintan
Stratigrafi Pulau Bintan dan sekitarnya berdasarkan penyelidikan di Pulau Bintan, Malaysia dan Kalimantan Barat menunjukkan formasi-formasi batuan yang saling berhubungan, sehingga stratigrafi Pulau Bintan diketahui tidak selaras berdasarkan tiga kelompok batuan yaitu batuan berumur Trias, intrusi granitik berumur Post Trias dan kelompok batuan pasir arkose dan serpih berumur Tersier Bawah.
- Genesa Bauksit
Bauksit terbentuk dari proses pelapukan kimiawi pada batuan yang mengandung kadar aluminium tinggi, besi rendah dan silika rendah atau tidak mengandung silika. Syarat-syarat terbentuknya laterit adalah : 1. Adanya reaksi kimia bagi proses penghacuran batuan. 2. Batuan asal yang memenuhi syarat bagi terbentuknya endapan bauksit berupa batuan intermediate. 3. Adanya perbedaan ketinggian dari permukaan batuan sehingga mobilisasi hasil pelapukan dapat berlangsung dengan baik. 4. Tersedianya waktu yang cukup lama, dengan iklim tropis hingga subtropis. 5. pH tanah 5 - 7
SUMBER (www.scribd.com)
EKSPLOITASI
sumber:mbah google |
Pada umumnya penambangan dibagi menjadi 3, yaitu (1) sistem penambangan tambang terbuka, (2) penambangan tambang bawah tanah dan (3) penambangan bawah air.
Bauksit
adalah salah satu bahan galian logam yang keterdapatannya tidak jauh
dari permukaan bumi dengan kata lain keadaan tanah penutup tidak terlalu
tebal, hal ini bisa kita lihat dari genesa bauksit itu sendiri dimana
bauksit merupakan hasil pelapukan yang terlarutkan. sehingga dalam
proses penambangannya dapat dilakukan dengan Metoda Penambangan Terbuka.
Bauksit
terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan tersebut antara
lain nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt,
hornfels, schist, slate, kaolinitic, shale, limestone dan
phonolite. Apabila batuan-batuan tersebut mengalami pelapukan, mineral
yang mudah larut akan terlarutkan, seperti mineral – mineral alkali,
sedangkan mineral – mineral yang tahan akan pelapukan akan
terakumulasikan.
Di
daerah tropis, pada kondisi tertentu batuan yang terbentuk dari mineral
silikat dan lempung akan terpecah-pecah dan silikanya terpisahkan
sedangkan oksida alumunium dan oksida besi terkonsentrasi sebagai
residu. Proses ini berlangsung terus dalam waktu yang cukup dan produk
pelapukan terhindar dari erosi, akan menghasilkan endapan lateritik.
Kandungan
alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan syarat utama dalam
pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting adalah intensitas dan
lamanya proses laterisasi.
Kondisi – kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara optimum adalah ;
- Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya alumunium
- Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan
- Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah
- Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)
- Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan
- Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya pergerakan air dengan tingkat erosi minimum
- Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan
PEMANFAATAN BAUKSIT
sumber: Mbah Google |
- Pemanfaatan aluminium
Sejauh ini Negara tujuan yang membutuhkan alumunium dari Australia adalah Negara-negara asia seperti jepang dan termasuk Indonesia. Cukup ironi memang, mengingat kita memiliki bahan biji bauksit namun kita tidak mampu mengolahnya dengan optimal untuk di jadikan alumunium. Sifat yang dimiliki alumunium sangat khas yaitu mampu mengahantar panas dengan efisien. Pemanfaatan Untuk Pembuatan Peralatan Sehari-Hari
Dari alumunium tersebut akan di buat berbagai perlatan yang dibutuhkan manusia sehari-harinya seperti.
- Bahan utama pembuatan wajan
- Pembuatan lapisan luar panci
- bahan paling luar pada kaleng makanan
Selain tu sifat yang dimiliki alumunium adalah memiliki berat yang ringan namun memiliki kerapatan yang cukup baik, secara kekuatan juga besar. Sehingga di gunakan untuk pembuatan teknologi di zaman modern ini, seperti.
- Pembuatan badan pesawat terbang
- Pembuatan atap sebuah pabrik atau rumah.
Selain pemanfaat utama untuk dijadikan alumunium, bauksit juga memiliki banyak kegunaan untuk industry lainnya. Biji bauksit bisa di ubah menjadi sesuatu yang selama ini ada di sekitar kita, seperti:
- Dala industry logam, dijadikan bahan baku pembuatan besi
- di jadikan bahan dasar untuk pebuatan tinta kering dan tinta laser, pada mesin fotokopi.
- Di Industry rekaman, bauksit menjadi bahan utama untuk pembuatan pita kaset
- Bahan dasar pembuatan keramik
- Kandungan alumina pada bauksit juga di jadikan penyannga katalis pada proses penambangan lain untuk menghilangkan kotoran pada hasil tambang seperti minyak bumi, nitrogen, dan sulfur. sumber: LINK
REKLAMASI
Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Bauksit
Reklamasi lahan
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengembalikan kerusakan lahan menjadi
kondisi yang lebih baik atau bisa juga diartikan sebagai kegiatan mengubah
lahan basah menjadi lahan yang bisa digunakan. Pada tulisan kali ini yang
menjadi bahan tulisannya adalah pengertian reklamasi lahan sebagai upaya untuk
mengembalikan kondisi lahan yang rusak ke kondisi alaminya.
Salah satu wilayah yang
diadakannya reklamasi lahan akibat penambangan adalah lahan yang berada di Kabupaten
Ketapang, Kalimantan Barat. Disana dapat ditemukan pohon sawit dan karet yang
tumbuh diatas tanah bekas penambangan bauksit milik PT Harita Prima Abadi
Mineral ( Harita Group).
Dengan demikian
reklamasi lahan menciptakan suatu keuntungan karena dapat dimanfaatkan lagi oleh pengguna selanjutnya
yaitu masyarakat setempat untuk menunjang perekonomian dan menjadikan suatu pemberdayaan
bagi masyarakat sekitar sehingga masyarakat yang terkena dampak menjadi masyarakat yang Mandiri.
Akan tetapi dapat menjadi masalah apabila reklamasi lahan justru
disalahgunakan. Masalah yang terjadi pada reklamasi lahan di Ketapang
adalah berdirinya perusahaan
perkebunan sawit tanpa ada sosialisasi dengan masyarakat sebelumnya sehingga
lahan tersebut menjadi kebun plasma dengan pola bagi hasil sebesar 80
berbanding 20 dan masyarakat dapat jatah 20 persen.
Perkebunan sawit tersebut adalah PT. Bumitama Gunajaya Agro
(BGA) Group. Sebuah kelompok perusahaan yang bergerak di bidang
perkebunan dan pabrik kelapa sawit. BGA Group adalah salah satu divisi usaha
dari Harita Group, yang berawal dari akuisisi PT. Karya Makmur Bahagia (KMB)
pada 1997.SUMBER:pikir aja sendiri :P |
Reklamasi adalah salah
satu bentuk konkrit dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
PT. HPAM perusahaan yang memiliki core business mengelola sumberdaya
alam (Tambang) telah menyadari sejak awal operasi bahwa kegiatan Tambang
yang akan memiliki dampak terhadap social dan lingkungan. Hal tersebut
sudah diantisipasi dan dikaji pada saat penyusunan dokumen AMDAL.
Pertambangan Bauksit memiliki karakter yang berbeda dengan pertambangan
besar lainnya. Kandungan mineral Bauksit pada umumnya terletak di
dalam bumi sebelah atas pada kedalaman antara 1 – 2 meter dari atas
permukaan tanah, berupa lapisan ore berbentuk undulasi dengan ketebalan
bervariasi antara 1 – 4 meter dalam spot-spot kecil dalam bentang alam
tidak terlalu luas dan berada pada topografi bergelombang.
Teknik penambangan adalah open pit with strip mining, diawali dari
kegiatan land clearing, pengupasan dan penyimpanan tanah pucuk (top
soil) , penggalian lapisan OB (overburden), lalu penggalian ore bauxite
dengan menggunakan alat excavator dengan sistem strip. Teknik Tambang
bauksit tidak menimbulkan adanya lubang besar (void) seperti pada
Tambang lain seperti batu bara dan lain-lain.
Setelah selesai pengambilan ore bauxite dilanjutkan dengan penataan
lahan bekas tambang dengan cara menimbun lubang-lubang bekas tambang
dengan lapisan tanah OB terlebih dahulu, lalu yang terakhir adalah
pengembalian tanah pucuk, sedemikian rupa sehingga lahan bekas tambang
tersebut dinyatakan layak/siap untuk ditanam (revegetasi). Dalam proses
penataan lahan (re-shaping) tersebut juga dilakukan tindakan civil
engineering dengan tujuan untuk pencegahan erosi dan sedimentasi.
Kegiatan selanjutnya adalah penanaman (revegetasi). Tujuan revegetasi
adalah :
1. Sesegera mungkin mengurangi dampak erosi dan sedimentasi akibat
lahan terbuka pasca penambangan. Sebelum ditanami tanaman pokok
disyaratkan ditanami tanaman kacang-kacangan (legume cover crops) yang
berfungsi untuk pencegahan erosi permukaan (surface run off) dan
menyuburkan tanah.
2. Menghindari terjadinya degradasi lahan dan dampak negatif lain
akibat kegiatan penambangan.
3. Meningkatkan produktivitas lahan sehingga dapat dimanfaatkan oleh
sektor usaha lainnya (pertanian, perkebunan, kehutanan dan lain-lain.).
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dipras/reklamasi-lahan-bekas-tambang-bauksit-pt-hpam_5576ad9e319773ba4128e5fe
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dipras/reklamasi-lahan-bekas-tambang-bauksit-pt-hpam_5576ad9e319773ba4128e5fe
Reklamasi adalah salah
satu bentuk konkrit dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
PT. HPAM perusahaan yang memiliki core business mengelola sumberdaya
alam (Tambang) telah menyadari sejak awal operasi bahwa kegiatan Tambang
yang akan memiliki dampak terhadap social dan lingkungan. Hal tersebut
sudah diantisipasi dan dikaji pada saat penyusunan dokumen AMDAL.
Pertambangan Bauksit memiliki karakter yang berbeda dengan pertambangan
besar lainnya. Kandungan mineral Bauksit pada umumnya terletak di
dalam bumi sebelah atas pada kedalaman antara 1 – 2 meter dari atas
permukaan tanah, berupa lapisan ore berbentuk undulasi dengan ketebalan
bervariasi antara 1 – 4 meter dalam spot-spot kecil dalam bentang alam
tidak terlalu luas dan berada pada topografi bergelombang.
Teknik penambangan adalah open pit with strip mining, diawali dari
kegiatan land clearing, pengupasan dan penyimpanan tanah pucuk (top
soil) , penggalian lapisan OB (overburden), lalu penggalian ore bauxite
dengan menggunakan alat excavator dengan sistem strip. Teknik Tambang
bauksit tidak menimbulkan adanya lubang besar (void) seperti pada
Tambang lain seperti batu bara dan lain-lain.
Setelah selesai pengambilan ore bauxite dilanjutkan dengan penataan
lahan bekas tambang dengan cara menimbun lubang-lubang bekas tambang
dengan lapisan tanah OB terlebih dahulu, lalu yang terakhir adalah
pengembalian tanah pucuk, sedemikian rupa sehingga lahan bekas tambang
tersebut dinyatakan layak/siap untuk ditanam (revegetasi). Dalam proses
penataan lahan (re-shaping) tersebut juga dilakukan tindakan civil
engineering dengan tujuan untuk pencegahan erosi dan sedimentasi.
Kegiatan selanjutnya adalah penanaman (revegetasi). Tujuan revegetasi
adalah :
1. Sesegera mungkin mengurangi dampak erosi dan sedimentasi akibat
lahan terbuka pasca penambangan. Sebelum ditanami tanaman pokok
disyaratkan ditanami tanaman kacang-kacangan (legume cover crops) yang
berfungsi untuk pencegahan erosi permukaan (surface run off) dan
menyuburkan tanah.
2. Menghindari terjadinya degradasi lahan dan dampak negatif lain
akibat kegiatan penambangan.
3. Meningkatkan produktivitas lahan sehingga dapat dimanfaatkan oleh
sektor usaha lainnya (pertanian, perkebunan, kehutanan dan lain-lain.).
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dipras/reklamasi-lahan-bekas-tambang-bauksit-pt-hpam_5576ad9e319773ba4128e5fe
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dipras/reklamasi-lahan-bekas-tambang-bauksit-pt-hpam_5576ad9e319773ba4128e5fe
Reklamasi adalah salah
satu bentuk konkrit dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
PT. HPAM perusahaan yang memiliki core business mengelola sumberdaya
alam (Tambang) telah menyadari sejak awal operasi bahwa kegiatan Tambang
yang akan memiliki dampak terhadap social dan lingkungan. Hal tersebut
sudah diantisipasi dan dikaji pada saat penyusunan dokumen AMDAL.
Pertambangan Bauksit memiliki karakter yang berbeda dengan pertambangan
besar lainnya. Kandungan mineral Bauksit pada umumnya terletak di
dalam bumi sebelah atas pada kedalaman antara 1 – 2 meter dari atas
permukaan tanah, berupa lapisan ore berbentuk undulasi dengan ketebalan
bervariasi antara 1 – 4 meter dalam spot-spot kecil dalam bentang alam
tidak terlalu luas dan berada pada topografi bergelombang.
Teknik penambangan adalah open pit with strip mining, diawali dari
kegiatan land clearing, pengupasan dan penyimpanan tanah pucuk (top
soil) , penggalian lapisan OB (overburden), lalu penggalian ore bauxite
dengan menggunakan alat excavator dengan sistem strip. Teknik Tambang
bauksit tidak menimbulkan adanya lubang besar (void) seperti pada
Tambang lain seperti batu bara dan lain-lain.
Setelah selesai pengambilan ore bauxite dilanjutkan dengan penataan
lahan bekas tambang dengan cara menimbun lubang-lubang bekas tambang
dengan lapisan tanah OB terlebih dahulu, lalu yang terakhir adalah
pengembalian tanah pucuk, sedemikian rupa sehingga lahan bekas tambang
tersebut dinyatakan layak/siap untuk ditanam (revegetasi). Dalam proses
penataan lahan (re-shaping) tersebut juga dilakukan tindakan civil
engineering dengan tujuan untuk pencegahan erosi dan sedimentasi.
Kegiatan selanjutnya adalah penanaman (revegetasi). Tujuan revegetasi
adalah :
1. Sesegera mungkin mengurangi dampak erosi dan sedimentasi akibat
lahan terbuka pasca penambangan. Sebelum ditanami tanaman pokok
disyaratkan ditanami tanaman kacang-kacangan (legume cover crops) yang
berfungsi untuk pencegahan erosi permukaan (surface run off) dan
menyuburkan tanah.
2. Menghindari terjadinya degradasi lahan dan dampak negatif lain
akibat kegiatan penambangan.
3. Meningkatkan produktivitas lahan sehingga dapat dimanfaatkan oleh
sektor usaha lainnya (pertanian, perkebunan, kehutanan dan lain-lain.).
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dipras/reklamasi-lahan-bekas-tambang-bauksit-pt-hpam_5576ad9e319773ba4128e5fe
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dipras/reklamasi-lahan-bekas-tambang-bauksit-pt-hpam_5576ad9e319773ba4128e5fe
Reklamasi adalah salah
satu bentuk konkrit dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
PT. HPAM perusahaan yang memiliki core business mengelola sumberdaya
alam (Tambang) telah menyadari sejak awal operasi bahwa kegiatan Tambang
yang akan memiliki dampak terhadap social dan lingkungan. Hal tersebut
sudah diantisipasi dan dikaji pada saat penyusunan dokumen AMDAL.
Pertambangan Bauksit memiliki karakter yang berbeda dengan pertambangan
besar lainnya. Kandungan mineral Bauksit pada umumnya terletak di
dalam bumi sebelah atas pada kedalaman antara 1 – 2 meter dari atas
permukaan tanah, berupa lapisan ore berbentuk undulasi dengan ketebalan
bervariasi antara 1 – 4 meter dalam spot-spot kecil dalam bentang alam
tidak terlalu luas dan berada pada topografi bergelombang.
Teknik penambangan adalah open pit with strip mining, diawali dari
kegiatan land clearing, pengupasan dan penyimpanan tanah pucuk (top
soil) , penggalian lapisan OB (overburden), lalu penggalian ore bauxite
dengan menggunakan alat excavator dengan sistem strip. Teknik Tambang
bauksit tidak menimbulkan adanya lubang besar (void) seperti pada
Tambang lain seperti batu bara dan lain-lain.
Setelah selesai pengambilan ore bauxite dilanjutkan dengan penataan
lahan bekas tambang dengan cara menimbun lubang-lubang bekas tambang
dengan lapisan tanah OB terlebih dahulu, lalu yang terakhir adalah
pengembalian tanah pucuk, sedemikian rupa sehingga lahan bekas tambang
tersebut dinyatakan layak/siap untuk ditanam (revegetasi). Dalam proses
penataan lahan (re-shaping) tersebut juga dilakukan tindakan civil
engineering dengan tujuan untuk pencegahan erosi dan sedimentasi.
Kegiatan selanjutnya adalah penanaman (revegetasi). Tujuan revegetasi
adalah :
1. Sesegera mungkin mengurangi dampak erosi dan sedimentasi akibat
lahan terbuka pasca penambangan. Sebelum ditanami tanaman pokok
disyaratkan ditanami tanaman kacang-kacangan (legume cover crops) yang
berfungsi untuk pencegahan erosi permukaan (surface run off) dan
menyuburkan tanah.
2. Menghindari terjadinya degradasi lahan dan dampak negatif lain
akibat kegiatan penambangan.
3. Meningkatkan produktivitas lahan sehingga dapat dimanfaatkan oleh
sektor usaha lainnya (pertanian, perkebunan, kehutanan dan lain-lain.).
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dipras/reklamasi-lahan-bekas-tambang-bauksit-pt-hpam_5576ad9e319773ba4128e5fe
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dipras/reklamasi-lahan-bekas-tambang-bauksit-pt-hpam_5576ad9e319773ba4128e5fe
mantap lur
BalasHapusupdate lagi bang mantapp!!!
BalasHapusOnline Casino and Sports Betting in India
BalasHapusOnline Casino with Instant Play · Instant Play · Real money betting · kadangpintar Welcome หารายได้เสริม bonus · Live casino games · Jackpot. Bonus. 메리트 카지노